Posts Tagged ‘herpes’

BAB I

PENDAHULUAN

 

  1. A. Latar Belakang

Kelangsungan sebuah bangsa bergantung pada generasi penerusnya, jika generasi penerus itu baik maka baik juga sebuah bangsa, tapi jika generasi penerusnya tidak baik maka kehancuran yang akan didapat sebuah bangsa. Generasi penerus bangsa yang baik tidak terlepas dari peran serta seorang ibu yang menentukan pertumbuhan dan perkembangan anak sejak dalam janin. Maka kesejahteraan dan kesehatan ibu hamil sangatlah penting.

Ibu hamil harus mendapatkan cukup nutrisi dan selalu dalam keadaan yang sehat agar bisa menghasilkan keturunan yang baik. Namun jika ibu sampai terkena penyakit maka akan sangat berbahaya bagi perkembangan janin sehingga generasi yang dihasilkan menjadi tidak baik. Salah satunya ibu harus terhindar dari TORCH, yaitu infeksi yang terdiri dari toksoplasmosis, ruberlla, CMV, dan Herpes. Dan yang akan dibahas kali ini adalah mengenai Herpes, terutama herpes genital.

Herpes genital termasuk penyakit menular seksual yang ditakuti oleh setiap orang. Angka kejadian penyakit ini termasuk tinggi di Indonesia. Kelompok resiko yang rentan terinfeksi tentunya adalah seseorang dengan perilaku yang tidak sehat. Ibu hamil mempunyai resiko yang besar jika sampai terkena penyakit menular seksual, tidak hanya pada dirinya tapi jula pada janinnya.

 

  1. B. Tujuan
  1. Mengetahui definisi infeksi Herpes Genital
  2. Mengetahui epidemiologi infeksi Herpes Genital
  3. Mengetahui penyebab infeksi Herpes Genital
  4. Mengetahui gejala infeksi Herpes Genital
  5. Mengetahui pengaruh infeksi Herpes Genital pada kehamilan
  6. Mengetahui diagnosa infeksi Herpes Genital
  7. Mengetahui pengobatan infeksi Herpes Genital
  8. Mengetahui pencegahan infeksi Herpes Genital

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

 

  1. A. Definisi

Penyakit menular seksual yang disebabkan oleh virus herpes simpleks tipe I atau tipe II yang ditandai adanya vesikel yang berkelompok di atas kulit yang sembab dan merah. Vesikel ini paling sering terdapat di sekitar mulut, hidung, daerah genital dan bokong, walaupun dapat juga terjadi di bagian tubuh lain.

 

  1. B. Epidemiologi

Penyakit ini tersebar di seluruh dunia dan menyerang baik pria dan wanita dengan frekuensi yang tidak berbeda. Infeksi virus herpes simpleks tipe I biasanya dimulai pada usia anak-anak, sedangkan infeksi virus herpes simpleks tipe II biasanya terjadi pada usia dewasa dan berhubungan dengan peningkatan aktivitas seksual.

  1. C. Penyebab

Terdapat 2 jenis virus herpes simpleks yang menginfeksi kulit, yaitu HSV-1 dan HSV-2.

HSV-1 merupakan penyebab dari luka di bibir (herpes labialis) dan luka di kornea mata (keratitis herpes simpleks); biasanya ditularkan melalui kontak dengan sekresi dari atau di sekitar mulut.

HSV-2 biasanya menyebabkan herpes genitalis dan terutama ditularkan melalui kontak langsung dengan luka selama melakukan hubungan seksual.

 

  1. D. Gejala
  1. timbul erupsi bintik kemerahan disertai rasa panas dan gatal pada kulit region genitalis.
  2. Kadang disertai demam seperti influenza dan setelah 2-3 hari bintik kemerahan tersebut berubah menjadi vesikel disertai rasa nyeri.
  3. 5-7 hari kemudian, vesikel pecah dan keluar cairan jernih dan pada lokasi vesikel yang pecah timbul koropeng (atau ditutupi lapisan kekuningan bila terkena infeksi sekunder).
  4. Bila mengenai region genetalia yang cukup luas dapar menyebabkan gangguan mobilitas, vaginitis, urethritis, sistitis, dan fisura ani hepetika.

  1. E. Pengaruh herpes genital pada kehamilan
  • Virus dapat sampai ke sirkulasi fetal melalui plasenta dan dapat menyebabkan kerusakan dan kematian janin.
  • Infeksi neonatal ( 0-20 hari) angka mortalitasnya 60%, jika dapat bertahan hidup setengahnya mempunyai kemungkinan cacat neurologis yang nantinya juga berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan serta menyebabkan kelainan mata.
  • Dapat menyebabkan kelainan ensefalitis, mikro/hidrosephalus, koriodorenitis, keratokonjungtivitis.
  • Dapat menyebabkan abortus dan prematuritas

 

  1. F. Diagnosa

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya yang timbul di bagian tubuh tertentu dan khas untuk herpes simpleks.

Untuk memperkuat diagnosis bisa dilakukan pembiakan virus, pemeriksaan darah untuk mengetahui adanya peningkatan kadar antibodi serta biopsi.

Pada stadium yang sangat dini, diagnosis ditegakkan dengan menggunakan teknik terbaru yaitu reaksi rantai polimerase, yang bisa digunakan untuk mengenali DNA dari virus herpes simpleks di dalam jaringan atau cairan tubuh.

 

  1. G. Pengobatan

Untuk mengobati herpes simpleks, dokter dokter biasanya memberikan pengobatan antivirus dalam bentuk krim atau pil. Pengobatan ini tidak dapat menyembuhkan herpes simpleks, namun dapat mengurangi durasi terjadinya penyakit dan mengurangi beratnya penyakit. Antivirus yang diakui oleh FDA (badan pengawas obat-obatan Amerika Serikat) antara lain: Acyclovir, Valacyclovir dan Famcyclovir. Jika seseorang sedang mendapat pengobatan untuk herpes simpleks, maka pasangan seksualnya disarankan untuk diperiksa, dan bila perlu, diobati juga walaupun tidak ada gejala. Hal ini akan mengurangi resiko terjadinya komplikasi yang serius pada infeksi herpes simpleks yang tidak terdiagnosis atau mencegah penyebaran infeksi ini ke orang lain. Mereka juga disarankan untuk tidak berhubungan seksual sampai selesai pengobatan.

 

  1. H. Pencegahan

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah penyebaran herpes simpleks antara lain:

– Hindari berhubungan seksual dengan orang lain bila masih terdapat vesikel

– Hindari pinjam meminjam barang pribadi seperti handuk

– Hindari pencetus terjadinya episode rekuren seperti kurang tidur, stress berlebihan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

ASUHAN KEBIDANAN

 

Asuhan Kebidanan pada Ibu hamil

Ny. A umur 26 tahun G1P0Ab0Ah0 umur kehamilan 15 minggu dengan herpes genital.

 

DATA SUBJEKTIF

Seorang ibu hamil hamil pertama, HPMT  tanggal 14 Desember 2009, HPL tanggal 21 September 2010, umur kehamilan 15 minggu. Ibu mengeluh terasa gatal, kemerahan dan terdapat lepuhan yang bergerombol di daerah kemaluannya. Ibu mengatakan pekerjaanya hanya di rumah mengurus rumah tangga dan suaminya bekerja sebagai supir dan jarang di rumah.

 

DATA OBJEKTIF

 

  1. Keadaan umum ibu lemas, kesadaran:CM, status emosional:stabil
  2. Tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 74 kali/menit, pernafasan 23 kali/menit, suhu 37,3 0 C
  3. Terdapat vesikel yang multipel di daerah vulva.
  4. Palpasi leopold I teraba TFU setinggi pertengahan antara simpisis dengan pusat.

 

ASSESMENT

 

  1. Diagnosis Kebidanan

Seorang ibu usia 25 tahun G1P0Ab0Ah0, UK 15 minggu dengan herpes genital

  1. Masalah

Ibu mengatakan merasa terasa gatal, kemerahan dan terdapat lepuhan yang bergerombol di daerah kemaluannya.

  1. Kebutuhan

KIE tentang herpes genetalia dalam kehamilan

  1. Diagnosis potensial

Herpes genital pada kehamilan potensial terjadi terjadi kelainan ensefalitis, mikro/hidrosephalus, koriodorenitis, keratokonjungtivitis, kecacatan janin, prematuritas, dan abortus.

 

  1. Masalah potensial

Tidak ada

  1. Kebutuhan tindakan segera
    1. Mandiri

Tidak dilakukan

    1. Kolaborasi

Laboratorium Pramita untuk pembiakan virus dan pemeriksaan darah

    1. Merujuk

Dirujuk ke Dr. Evi, SpOg untuk mendapatkan terapi obat

 

PLANNING (tanggal 28 Maret 2010, jam 15.00)

  1. Memberi tahu ibu bahwa saat ini sedang terkena infeksi Herpes genital, memberi tahu ibu resiko bagi janin kemungkinan bisa terjadi kecacatan, lahir prematur,maupun keguguran.

 

Ibu mengerti dan merasa khawatir dengan janinnya.

 

  1. Menganjurkan ibu untuk tetap tenang, dan mengahadapi keadaanya dengan berpikiran positif, meminta bantuan suami dan keluarga untuk mendukung ibu.

 

Keluarga bersedia mendampingi dan kecemasan ibu berkurang.

 

  1. Menganjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan laboratorium agar mendapatkan hasil pemeriksaan yang lebih akurat.

 

Ibu bersedia untuk melakukan pemeriksaan di laboratorium.

 

  1. Memberitahu ibu bahwa dirinya akan dirujuk ke dokter spesialis kebidanan untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut, memberitahu suami ibu untuk turut memeriksakan dirinya, dan jika terbukti terkena Herpes juga disarankan untuk menjalani pengobatan.

 

Ibu bersedia untuk dirujuk ke dokter

DAFTAR PUSTAKA

Saifuddin, Abdul Bari.Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.2006.Jakarta:Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo

 

http://www.klikdokter.com/illness/detail/137 diunduh tanggal 29 Maret 2010 jam 19.05

 

http://medicastore.com/penyakit/186/Herpes_Simpleks.html duinduh tanggal 29 Maret 2010 jam 19.15