BAB II
PEMBAHASAN
- DEFINISI
Tolok Ukur Bayi Gizi Baik :
- Terjadi pertumbuhan berat badan, dengan patokan:
- 0-3 bulan pertama, rata-rata 30 gram per hari, minimal 20 g.
- 3-6 bulan pertama itu, sekitar 20 gr per hari
- 6-12 bulan, sekitar 15-20 gr per hari.
- Tinggi dan berat badan bayi proporsional. Rangenya, 90%-110% dari proporsi tinggi dan berat badan ideal.
Ada satu kurva atau grafik untuk melihat apakah bayi menjadi lebih kurus atau tidak. Pencatatan biasanya dilakukan setiap bulan, sehingga akan tampak bagaimana grafik pertumbuhan badan si bayi.
Normalnya, berat badan (BB) bayi baru lahir harus mencapai 2.500 gram. Tidak terlalu besar, juga tak kelewat kecil. Sebab kalau terlalu kecil, dikhawatirkan organ tubuhnya tak dapat tumbuh sempurna sehingga dapat membahayakan sang bayi sendiri. Sebaliknya, terlalu besar juga ditakutkan sulit lahir dengan jalan normal dan mesti lewat operasi sesar.
Pertambahan BB bayi bisa dilihat per triwulan. Pada triwulan I, kenaikan BB berkisar 150-250 gram/minggu, triwulan II kenaikannya 500-600 gram/bulan, triwulan III naik 350 – 450 gram/bulan, dan triwulan IV sekitar 250-350 gram/bulan.
Jelas terlihat,triwulan I pertambahan BB berlangsung lebih cepat dibanding dengan triwulan II, III, dan IV. Ini wajar karena pertumbuhan BB di bulan berikutnya lebih rendah dari bulan sebelumnya. Namun bila pertumbuhan BB berkurang secara drastis, bisa dijadikan ancang-ancang untuk melakukan tindakan lanjutan.
Umumnya, acuan untuk melihat normal-tidaknya BB adalah saat usianya mencapai 6 bulan dan 1 tahun. Di usia 6 bulan, BB bayi harus mencapai 2 kali lipat berat lahir dan menjadi 3 kali lipatnya pada usia 1 tahun. Kurang dari ini, maka BB nya bisa disebut rendah atau termasuk bayi kurus.
Meski saat lahir BB-nya normal, belum tentu juga selanjutnya perkembangan BB-nya akan normal sesuai dengan pertumbuhannya. Pada fase tertentu, ada kecenderungan pertambahan berat badan bayi akan melambat. Antara 1 sampai 6 bulan, pertambahan BB bayi terbilang cepat,tapi di atas 6 bulan, pertambahannya melambat. Ini terjadi hampir pada seluruh bayi. Salah satu penyebabnya, karena pada tahap ini biasanya bayi sudah lebih banyak bergerak dan pertumbuhannya mengarah ke pertinggian badan.
Bila pertambahan BB bayi di usia 6 bulan, misalnya, menjadi tidak normal alias tidak bertambah atau malah berkurang, perlu dilihat penyebabnya. Mungkin ada penyakit yang bersarang di tubuhnya semisal penyakit infeksi terutama TBC dan diare. Penyakit membuat nafsu makan anak berkurang dan akhirnya BB-nya tak mau naik.
- PENYEBAB GIZI BURUK
Gizi buruk dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling terkait. Secara garis besar penyebab anak kekurangan gizi disebabkan karena asupan makanan yang kurang atau anak sering sakit / terkena infeksi.
- Asupan makanan yang kurang disebabkan oleh banyak faktor antara lain :
- Tidak tersedianya makanan secara adekuat
Tidak tersedinya makanan yang adekuat terkait langsung dengan kondisi sosial ekonomi. Kadang kadang bencana alam, perang, maupun kebijaksanaan politik maupun ekonomi yang memberatkan rakyat akan menyebabkan hal ini. Kemiskinan sangat identik dengan tidak tersedianya makan yang adekuat. Data Indonesia dan negara lain menunjukkan bahwa adanya hubungan timbal balik antara kurang gizi dan kemiskinan. Kemiskinan merupakan penyebab pokok atau akar masalah gizi buruk. Proporsi anak malnutrisi berbanding terbalik dengan pendapatan. Makin kecil pendapatan penduduk, makin tinggi persentasi anak yang kekurangan gizi.
- Anak tidak cukup mendapat makanan bergizi seimbang
Makanan alamiah terbaik bagi bayi yaitu Air Susu Ibu, dan sesudah usia 6 bulan anak tidak mendapat Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang tepat, baik jumlah dan kualitasnya akan berkonsekuensi terhadap status gizi bayi. MP-ASI yang baik tidak hanya cukup mengandung energi dan protein, tetapi juga mengandung zat besi, vitamin A, asam folat, vitamin B serta vitamin dan mineral lainnya. MP-ASI yang tepat dan baik dapat disiapkan sendiri di rumah. Pada keluarga dengan tingkat pendidikan dan pengetahuan yang rendah seringkali anaknya harus puas dengan makanan seadanya yang tidak memenuhi kebutuhan gizi balita karena ketidaktahuan.
- Pola makan yang salah.
Suatu studi “positive deviance” mempelajari mengapa dari sekian banyak bayi dan balita di suatu desa miskin hanya sebagian kecil yang gizi buruk, padahal orang tua mereka semuanya petani miskin. Dari studi ini diketahui pola pengasuhan anak berpengaruh pada timbulnya gizi buruk. Anak yang diasuh ibunya sendiri dengan kasih sayang, apalagi ibunya berpendidikan, mengerti soal pentingnya ASI, manfaat posyandu dan kebersihan, meskipun sama-sama miskin, ternyata anaknya lebih sehat. Unsur pendidikan perempuan berpengaruh pada kualitas pengasuhan anak. Sebaliknya sebagian anak yang gizi buruk ternyata diasuh oleh nenek atau pengasuh yang juga miskin dan tidak berpendidikan. Banyaknya perempuan yang meninggalkan desa untuk mencari kerja di kota bahkan menjadi TKI, kemungkinan juga dapat menyebabkan anak menderita gizi buruk.
- Kebiasaan, mitos ataupun kepercayaan / adat istiadat masyarakat tertentu yang tidak benar dalam pemberian makan akan sangat merugikan anak .
Misalnya kebiasaan memberi minum bayi hanya dengan air putih, memberikan makanan padat terlalu dini, berpantang pada makanan tertentu ( misalnya tidak memberikan anak anak daging, telur, santan dll) , hal ini menghilangkan kesempatan anak untuk mendapat asupan lemak, protein maupun kalori yang cukup.
- Dipengaruhi saat masih berada dalam kandungan.
Inilah yang sangat menentukan karena di situlah pembentukan dan pertumbuhan organ tubuh dimulai. Kandungan yang sehat ditentukan oleh ibu yang sehat. Bila ibu menderita penyakit, semisal infeksi paru, kondisi janin pun ikut terpengaruh. Darah yang tersuplai ke tubuh janin bisa saja menjadi jalan untuk mewarisi penyakit yang diderita ibunya.
- Asupan nutrisi yang dikonsumsi ibu ketika hamil.
Biasanya, berkurangnya nutrisi yang dikonsumsi si ibu, otomatis berkurang pula asupan nutrisi pada janin yang ditransportasikan lewat plasenta. Kekurangan ini bisa disebabkan karena ibu sulit sekali untuk mengkonsumsinya kala sakit selama hamil atau memang malas memperhatikan nutrisi yang diperlukan semasa hamil. Gara-gara kurang nutrisi inilah, bayi bisa mengalami BB rendah dan tampak kurus.
- Sering sakit (frequent infection)
Menjadi penyebab terpenting kedua kekurangan gizi, apalagi di negara negara terbelakang dan yang sedang berkembang seperti Indonesia, dimana kesadaran akan kebersihan / personal hygine yang masih kurang, serta ancaman endemisitas penyakit tertentu, khususnya infeksi kronik seperti misalnya tuberculosis (TBC) masih sangat tinggi. Kaitan infeksi dan kurang gizi seperti layaknya lingkaran setan yang sukar diputuskan, karena keduanya saling terkait dan saling memperberat. Kondisi infeksi kronik akan meyebabkan kurang gizi dan kondisi malnutrisi sendiri akan memberikan dampak buruk pada sistem pertahanan sehingga memudahkan terjadinya infeksi.
- TANDA DAN GEJALA
Penggunaan kartu menuju sehat dan pemberian makanan tambahan di posyandu perlu digalakkan lagi. Tindakan cepat pada balita yang 2x berturut-turut tidak naik timbangan berat badan untuk segera mendapat akses pelayanan dan edukasi lebih lanjut, dapat menjadi sarana deteksi dan intervensi yang efektif.
Balita Gizi Buruk adalah anak yang berusia 0-5 tahun yang BB/Unya – 3 SD dan mempunyai tanda-tanda klinis (marasmus, kwashiorkor, dan marasmik-kwashiorkor)
Tanda-tanda Kwashiorkor :
- Edema umumnya di seluruh tubuh terutama pada kaki ( dorsum pedis )
- Wajah membulat dan sembab
- Otot-otot mengecil, lebih nyata apabila diperiksa pada posisi berdiri dan duduk,
anak berbaring terus menerus.
- Perubahan status mental : cengeng, rewel kadang apatis.
- Anak sering menolak segala jenis makanan ( anoreksia ).
- Pembesaran hati
- Sering disertai infeksi, anemia dan diare / mencret.
- Rambut berwarna kusam dan mudah dicabut.
- Gangguan kulit berupa bercak merah yang meluas dan berubah menjadi hitam
terkelupas ( crazy pavement dermatosis ).
- Pandangan mata anak nampak sayu.
Tanda-tanda Marasmus :
- Anak tampak sangat kurus, tinggal tulang terbungkus kulit.
- Wajah seperti orangtua
- Cengeng, rewel
- Perut cekung.
- Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada.
- Sering disertai diare kronik atau konstipasi / susah buang air, serta penyakit kronik.
- Tekanan darah, detak jantung dan pernafasan berkurang.
Tanda-tanda Marasmus-Kwashiorkor :
Tanda-tanda marasmus – kwashiorkor merupakan gabungan tanda-tanda dari marasmus dan kwashiorkor.
- JENIS-JENIS KEKURANGAN GIZI
Kurang gizi biasanya ditandai dengan adanya kekurangan zat gizi mikro, seperti vitamin dan mineral. Sementara karbohidrat, protein dan lemak adalah 3 unsur pokok yang makro. ”Itu semua sudah terkandung di ASI. Pada 6 bulan pertama, kalau ibunya sehat, anaknya sehat dan bisa mengkonsumsi ASI, suplemen tidak perlu lagi,” tegas Tinuk lagi.
zat gizi yang dibutuhkan oleh pertumbuhan anak, harus mengacu pada pola gizi lengkap dan seimbang, dan tidak mengacu pada keunggulan satu jenis makanan saja. Jika diduga terjadi malnutrisi, untuk memperkuat diagnosis bisa dilakukan pemeriksaan darah atau air kemih guna mengukur kadar zat gizi.
- Kekurangan vitamin E
Kekurangan vitamin E relatif sering dijumpai pada bayi prematur karena penghantaran vitamin-vitamin yang larut dalam lemak oleh plasenta tidak berlangsung terlalu baik dan keadaan ini semakin diperburuk oleh prematuritas bayi. Susu formula yang kaya akan asam lemak tak jenuh ganda menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan vitamin E, terutama pada bayi prematur yang tidak mampu menyerap vitamin E.
Kekurangan vitamin E juga bisa terjadi pada anak-anak yang menderita penyakit yang menyebabkan gangguan penyerapan lemak, seperti fibrosis kistik dan kelainan genetik tertentu. Pemberian zat besi yang berlebihan juga dapat menyebabkan kekurangan vitamin E.
Bayi prematur yang menderita kekurangan vitamin E, pada usia 6-10 minggu bisa mengalami kelemahan otot disertai anemia hemolitik, akibat berkurangnya kadar vitamin E dalam darah. Hal ini bisa diatasi dengan pemberian vitamin E. Kekurangan vitamin E memegang peran penting dalam terjadinya retinopati pada prematuritas, yaitu suatu kelainan mata yang akan semakin memburuk jika bayi terkena oksigen kadar tinggi di dalam inkubator.
Anak-nak yang menderita malabsorbsi usus bisa mengalami kekurangan vitamin E yang berat, yang menyebabkan sejumlah gejala neurologis (saraf), seperti berkurangnya refleks, kesulitan dalam berjalan, penglihatan ganda, hilangnya sensasi posisi dan kelemahan otot. Gejala-gejala tersebut akan memburuk secara progresif, tetapi dapat diatasi dengan pengobatan.
- Kekurangan vitamin K
Pada bayi baru lahir, bentuk kekurangan vitamin K yang sering ditemukan adalah penyakit hemoragik pada bayi baru lahir. Penyakit ini terjadi karena:
- Plasenta tidak terlalu baik dalam menghantarkan lemak (termasuk vitamin yang larut dalam lemak)
- Hati bayi yang baru lahir masih kurang matang untuk menghasilkan sejumlah protrombin (salah satu faktor pembekuan darah)
- Air susu ibu mengandung sedikit vitamin K, yaitu hanya 1-3 mikrogram/L, sedangkan susu sapi mengandung 5-10 mikrogram/L
- Pada beberapa hari pertama kehidupan bayi, di dalam ususnya belum ditemukan bakteri penghasil vitamin K.
Penyakit hemoragik pada bayi baru lahir biasanya terjadi pada hari ke 1-7. Gejalanya berupa perdarahan di dalam kulit, di dalam lambung atau di dalam dada. Pada kasus yang sangat berat, perdarahan bisa terjadi di dalam otak. Penyakit hemoragik lanjut timbul pada usia 1-3 bulan dan menyebabkan gejala yang sama dengan penyakit hemoragik pada bayi baru lahir. Penyakit ini biasanya berhubungan dengan malabsorbsi atau penyakit hati.
Angka kejadian kedua penyakit hemoragik tersebut meningkat pada bayi-bayi yang ketika masih berada dalam kandungan, ibunya mengkonsumsi:
- obat anti-kejang hidantoin (misalnya phenitoin)
- antibiotik cephalosporin
- antikoagulan kumarin (misalnya warfarin).
Untuk mencegah terjadinya penyakit hemoragik pada bayi baru lahir, dianjurkan untuk memberikan suntikan vitamin K melalui otot dalam waktu 1 jam setelah bayi lahir. Pemberian melalui mulut tidak dianjurkan karena penyerapannya bervariasi dan keberadaanya di dalam tubuh tidak dapat diramalkan.
- Skurvi infantil
Skurvi Infantil adalah suatu keadaan yang disebabkan oleh tidak adekuatnya asupan vitamin C (asam askorbat), karena pemakaian susu formula yang hanya mengandung sedikit vitamin C. Penyakit ini biasanya timbul pada usia 6-12 bulan. Gejala awal berupa rewel, nafsu makan yang buruk dan berat badan tidak bertambah. Jika digerakkan, bayi akan menjerit dan tidak mau menggerakkan tungkainya karena nyeri akibat perdarahan di bawah lapisan tipis pada jaringan pembungkus tulang.
Pada anak-anak yang lebih besar, perdarahan bisa terjadi di bawah kulit; gusi di sekeliling gigi yang sedang tumbuh juga mudah berdarah. Vitamin C penting untuk pembentukan jaringan ikat (jaringan yang mengikat struktur tubuh), skurvi bisa menyebabkan kelainan pada tulang rusuk dan pada tulang panjang tungkai. Pada tulang rusuk, persambungan diantara tulang dan tulang rawan melebar, membentuk sederetan benjolan yang disebut tasbih skorbutik. Skurvi juga menyebabkan terganggunya proses penyembuhan luka.
Skurvi bisa dicegah dengan memberikan vitamin C yang adekuat, sumber yang sangat baik adalah buah-buahan dan jus asam (lemon, jeruk). Kepada bayi yang diberi susu formula, sebaiknya diberikan vitamin C sebanyak 35 mgr/hari (sama dengan 85 gram jus jeruk/lemon). Ibu yang menyusui sebaiknya mengkonsumsi vitamin C sebanyak 100 mg/hari. Untuk mengobati skurvi, diberikan vitamin C sebanyak 100-200 mgr/hari selama 1 minggu, selanjutnya diberikan 50 mg/hari.
- Kekurangan asam lemak esensial
Asam lemak esensial terdiri dari:
- asam linoleat
- asam linolenat
- asam arakidonat
- asam eikopentaenoat
- asam dokosaheksaenoat.
Asam lemak esensial harus terkandung di dalam makanan sehari-hari. Di dalam tubuh, asam arakidonat bisa dibuat dari asam linoleat; asam eikosapentanoat dan asam dokosaheksaenoat dapat dibuat dari asam linolenat.
Asam linoleat dan asam linolenat bisa ditemukan dalam minyak sayur (misalnya minyak jagung, minyak biji kapas dan minyak kadang kedele); sedangkan asam eikosapentanoat dan asam dokosaheksaenoat ditemukan dalam minyak ikan.
Asam lemak esensial penting untuk berbagai proses fisiologis, termasuk mempertahankan keutuhan kulit dan struktur selaput sel serta mensintesa senyawa biologis aktif yang penting (misalnya prostaglandin dan leukotrien).
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa asam lemak esensial penting untuk perkembangan penglihatan yang normal pada bayi. Kekurangan asam linoleat bisa terjadi pada bayi yang susu formulanya mengandung sedikit asam lemak tak jenuh ganda.
Gejalanya berupa kulit kering dan bersisik yang kemudian akan mengelupas. Dari lipatan kulit (terutama di sekitar anus) keluar cairan yang menyerupai nanah. Kekurangan asam lemak esensial juga dapat menyebabkan perubahan yang berarti pada proses metabolisme, yang mempengaruhi kandungan lemak dalam darah, fungsi trombosit, respon peradangan dan respon kekebalan tertentu.
Gejala yang sama dapat ditemukan pada pasen yang menerima makanan melalui infus dalam jangka panjang tetapi tidak mendapatkan asam lemak esensial. Jika asam linolenat tidak terkandung dalam makanan yang diberikan melalui infus jangka panjang, maka akan terjadi komplikasi neurologis berupa mati rasa, kelemahan, tidak dapat berjalan, nyeri tungkai dan pandangan kabur, disertai kadar asam linolenat yang sangat rendah dalam darah. Gejala-gejala tersebut akan menghilang setelah diberikan asam linolenat
- PENANGANAN
Bayi dengan BB rendah berisiko terserang penyakit lebih besar dibanding dengan yang punya BB normal. Meski belum tentu begitu jika memang kesehatannya baik-baik saja, namun bila terlalu kurus, segera konsultasi ke dokter.
Untuk kembali ke kondisi normal, waktu yang diperlukan sangat relatif. Bila penanganannya dilakukan dengan kontinyu dan serius, mungkin lebih cepat. Begitu pula sebaliknya. Tetapi, bila bayi kurus tak segera diobati, dikhawatirkan akan menimbulkan komplikasi.
Untuk mengembalikannya menjadi normal harus dilihat apa yang menjadi sebabnya. Jika penyebabnya karena penyakit, si penyakit harus disembuhkan secara total. Pada saat yang sama pula, bayi diberi nutrisi yang cukup agar ia tidak jadi kurus. Sebab, jika bayi kena infeksi dan dibiarkan tanpa ada tindakan tepat hingga akhirnya menimbulkan masalah kekurangan gizi, misalnya, bakal sulit meningkatkan BB-nya. Penanganannya pun akan menjadi lebih kompleks.
Jika berbagai upaya sudah dilakukan tapi bayi tetap kurus, berarti ada masalah utama yang tidak teratasi. Karena itu mencari penyebabnya menjadi sangat penting agar dapat dilakukan tindakan yang tepat. Mungkin tidak hanya faktor penyakit infeksi atau nutrisi, pengetahuan ibu dalam hal pemberian makanan, lingkungan yang tidak mendukung, juga penting untuk diketahui.
Pada kasus lain,bayi sulit makan sehingga gizi yang dibutuhkannya pun sulit sekali masuk. Mungkin karena anak alergi, kurang cocok dengan makanannya, atau ada hal lain yang menyebabkan makanan sulit masuk ke dalam tubuhnya.
Seperti dipaparkan di atas, penatalaksanaan terhadap gizi buruk memerlukan penanganan yang komprehensif, meliputi terapi untuk kegawatan yang mungkin ada, seperti adanya syok atau infeksi, lalu terapi nutrisi yang adekuat atau memadai, dan biasanya dilakukan secara bertahap sesuai toleransi si penderita.
Selain itu juga perlu diberi asupan vitamin dan mineral yang cukup, serta pengawasan yang ketat. Penanganan terhadap masalah gizi buruk ini akan memakan waktu yang cukup lama, dan memerlukan penanganan yang berkesinambungan, juga harus turut melibatkan peran serta orangtua secara aktif.
Sebenarnya, agar masalah gizi buruk ini tidak menimpa anak-anak Indonesia, sejak bayi lahir, harus diberi perhatian lebih, terutama dalam hal nutrisi. Untuk bayi usia 0-6 bulan, jelasnya, makanan yang paling ideal adalah ASI. Sebab, ASI telah mengandung semua zat-zat yang dibutuhkan bayi, untuk mendukung tumbuh kembangnya yang optimal.
ASI, mengandung karbohidrat, protein, lemak, dan zat protektif dalam jumlah yang memadai. Bayi yang mendapat ASI, akan tumbuh secara optimal, akan mengalami pertambahan berat badan yang ideal, dan jarang menderita sakit. Tapi jika karena satu dan lain hal bayi tidak bisa mendapatkan ASI secara eksklusif, maka pada usia 0-6 bulan bayi dapat diberi tambahan susu formula yang sesuai.
- MENU DAN POLA MAKAN
- Asi ekslusif nutrisi untuk bayi 0-6 bulan
Satu bentuk rangsang untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan otak bayi adalah dengan menerapkan pola asah, asih dan asuh dalam perawatannya sehari-hari, dalam pemberian ASI juga perlu ditunjang dengan pemenuhan zat-zat gizi yang tepat.
ASI merupakan sumber makanan utama dan paling sempurna bagi bayi usia 0-6 bulan. Untuk itu harus diterapkan pola makan yang sehat agar zat gizi yang dibutuhkan dapat dipenuhi melalui ASI.
ASI eklusif menurut WHO (World Health Organization) adalah pemberian ASI saja tanpa tambahan cairan lain baik susu formula, air putih, air jeruk, ataupun makanan tambahan lain. Sebelum mencapai usia 6 bulan sistem pencernaan bayi belum mampu berfungsi dengan sempurna, sehingga ia belum mampu mencerna makanan selain ASI.
- Makanan bayi umur 6-12 bulan
Dalam usia ini bayi mampu berkomunikasi meski dalam bentuk sangat sederhana. Berkat pemenuhan zat gizi yang diperolehnya dari ASI sejalan dengan peningkatan proses tumbuh kembang yang sedang dijalani, kini ASI saja tidak cukup untuk memenuhi zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuhnya, maka mulai usia ini perlu diperkenalkan beberapa jenis makanan padat yang disebut Makanan Pendamping ASI (MP-ASI).
- Kebutuhan vitamin bayi usia 6-12 bulan
- Asam Folat 45 mg
- B3 (Niasin) 8 mg
- B6 (Pindoksin) 0,6 mg
- B2 (Riboflasin) 0,6 mg
- B1 (Tianin) 0,5 mg
- A 400 μg
- B12 1,5 μg
- C 35 mg
- D 10 μg
- E 3 mg
- Kebutuhan mineral bayi usia 6-12 bulan
- Kalsium (Ca) 540 mg
- Yodium (I) 50 μg
- Zat Besi (Fe) 15 mg
- Magnesium (Mg) 70 mg
- Fosfor (P) 360 mg
- Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
- http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
- Seng (Zn) 50 mg
- Contoh pola jadwal pemberian makanan menjelang anak usia 1 tahun
Perlu diketahui, jadwal pemberian makanan ini fleksibel (dapat bergeser,
tapi jangan terlalu jauh)
- Pukul 06.00 : Susu
- Pukul 08.00 : Bubur saring/Nasi tim
- Pukul 10.00 : Susu/Makanan selingan
- Pukul 12.00 : Bubur saring/Nasi tim
- Pukul 14.00 : Susu
- Pukul 16.00 : Makanan selingan
- Pukul 18.00 : Bubur saring /nasi tim
- Pukul 20.00 : Susu.
- Bentuk dan Jenis Makanan Anak berumur 1 tahun atau kurang dengan berat badan kurang dari 8kg
Pada anak yang berumur 1 tahun atau kurang dengan berat badan kurang dari 8 kg, bentuk dan jenis makanan yang diberikan sebagai berikut :
- ASI
- PASI khusus, sesuai dengan keadaan intoleransi atau malabsorpsi zat gizi yang diderita (jenis PASI dapat dilihat pada lampiran 1)
- Pemberian buah dimulai dengan pisang
- Bentuk makanan lumat atau lembek
Golongan bahan
makanan
|
Makana yang boleh
diberikan
|
Makanan yang tidak boleh
diberikan
|
Sumber energi
|
Bubur nasi disaring atau
tidak disaring, bubur/ poding dibuat dari tepung beras,maizena, hevermut, hunkwe, biskuit, kraker; kentang purte,gula, MCT
|
Nasi, ketan, jagung, mi, ubi,
singkong, talas; minyak goreng biasa
|
Sumber zat pembangun
|
ASI,PASI sesuai keadaan pasien; telur direbus atau diceplok air; daging, hati, tahu atau tempe cincang, dikukus atau ditim
|
PASI yang menyebabkan
intoleransi atau malabsorpsi; lauk yang digoreng
|
Sumber zat pengatur
|
Wortel, tomat masak,
labu siam, labu kuning cincang ditim, dibuat sup, kalau perlu disaring; pisang dihaluskan, apel disetup dan dihaluskan
|
Sayuran dan buah mengandung
gas dan buncis, kacang panjang, kol, lobak, kankung; durian, mangga dan nangka.
|
Bumbu | Kecap, garam, bawang
merah dan bawang putih dalam jumlah terbatas |
Lada, lombok, cuka dan lain
bumbu yang merangsang
|
Minuman | Teh, sirop, sari buah
yang manis
|
Minuman mengandung soda,
coklat, sari buah yang asam
|
- Jadwal Pemberian Makanan Pada Bayi
Pola makan bayi sebenarnya tidak ada acuan pastinya, karena waktu makan bayi dan istirahat bayi belum teratur seperti orang dewasa, karenanya gunakan pola makan sehari sebagai berikut.
- Berikan ASI sekehendak atau semaunya bayi.
- Jika menggunakan susu formula pengganti ASI, berikan 5 kali sehari dengan takaran 180-210 ml untuk bayi usia 4-5 bulan. Untuk, bayi usia 5-6 bulan, berikan 5 kali sehari dengan takaran susu 210 ml-240 ml setiap kali minum. Tambahkan satu kali bubur susu dan satu kali bubur buah atau pure sayuran.
- Kebutuhan gizi bayi
Usia bayi 0-6 bulan dengan berat 6,0 kg dan tinggi 60 cm, angka kecukupan gizi yang dianjurkan perharinya adalah:
- Energi 550 kkal
- Protein 10 g
- Vitamin A 375 RE
- Vitamin D 5 mcg
- Vitamin E 4 mg
- Vitamin C 40 mg
- Vitamin B12 0/4 mcg
- Kalsium 200 mg
- Besi 0.5 mg
- Seng 1.3 mg
- Aneka Makanan Pengganti ASI
- Sup untuk bayi umur 8-12 bulan
Sop jagung & tofu jepang
Bahan :
Jagung manis, Parut kasar
Daging giling
Tofu jepang potong kotak2 kecil
Wortel, iris kotak kecil atau parut kasar
Bayam, iris kecil
Daun seledri dan daun bawang
margarine/ butter utk menggoreng
Bawangbombaycincang halus
Minyak untuk menumis
Air Kaldu(buatan sendiri)
Cara membuat :
Masukkan Daging giling ke dalam kaldu, rebus sampai lunak
Tambahkan wortel rebus sampai empuk, kemudian masukkan Jagung dan Tofu
tambahkan daun seledri dan daun bawang.
Panaskan margarin/unsalted butter, tumis bawang bombay sampai layu dan harum, masukkan ke dalam sop.
Pisahkan sop yang mau dimakan,panaskan dan tambahkan bayam.Rebus sampai mendidih dan angkat
NOTE : Ingat bayam jangan dipanaskan berulang..satu kali masak langsung dimakan,sisanya langsung dibuang.
- Menu buat bayi umur 6-12 bulan
1) cream labu kuning dan ayam (puree )
bahan :
100 gr labu kuning( kukus hingga matang)
100 gr daging ayam,matang
120ml ASI(susu formula)
Cara membuat :
Masukan semua bahan ke dalam blender dan blend hingga halus,kl terlalu kental bisa tambah air kaldu
2) Kentang & sayuran (utk 6-12 bln)
utk 2-3 porsi
bahan :
1 buah kentang
1 buah wortel9ukuran sedang)
15 gr margarin(unsalted butter)
1 sdm susu formula (larutkan dgn 60ml air)
beberapa potong brokoli(bagian atasnya saja)
cara membuat :
rebus kentang,wortel dan brokoli hingga matang
angkat dan haluskan dgn sendok garpu,tambahkan margarin dan larutan susu formula,
siap di hidangkan selagi hangat
3) Bubur Susu Maizena
Bahan:
1 sdm tepung maizena
40 g bayam, cuci, rebus, haluskan
150 ml ASi atau 3 sdm susu formula lanjutan yang dilarutkan dengan dengan 100 ml air hangat
200 ml air matang/kaldu sayuran
Cara Membuat:
Larutkan tepung maizena dengan 200 ml air matang/kaldu sayuran. Didihkan hinga matang dan mengental. Angkat.
Sesaat sebelum diangkat, masukan bayam. Aduk rata, angkat dari perapian.
Selagi hangat masukan ASI atau larutan susu formula lanjutan, aduk rata.
Tuang ke dalam mangkuk saji. Hidangkan hangat.
Untuk 2 porsi
Kandungan ± Nutrisi per porsi:
Protein: 3.8 g
Lemak: 1.1 g
Karbohidrat: 19.8 g
Energi: 61.3 kkal
- Bubur tim untuk bayi umur 8-12 bulan
Bubur nasi,labu kuning dan ikan
Bahan :
2 sdm beras
1 gelas kaldu(bikin sendiri)
Ikan ( jenis apa saja)
labu kuning iris kecil kecil
Cara membuat :
masukkan semua bahan kedalam slow cooker dan masak hingga halus,biasa mau tidur malam aku taruh di cooker,pagi udah masak and lembek(ngak perlu di blender kl anak udah mulai mau mengunyah)