Terima kasih karena telah memberitahu.

Terima kasih karena masih mempertimbangkan.

Terima kasih pula atas semua pelajaran yg telah diajarkan.

Maaf jika kemampuan hanya bisa bertahan.

Maaf jika tekad tidak sekuat yg diharapkan.

Maaf jika mimpi tidak bisa seiring sejalan.

Tidak perlu memusingkan apa yg sudah menjadi kemarin.

Tidak perlu merasa tidak enak dg apa yg dijalani.

Pun tidak perlu khawatir dg esok yg masih blm datang.

Hidup akan tetap berjalan, dg siap atau tidaknya qt.

Hidup pasti berjalan dg ada atau tidak adanya qt.

Aku juga akan memberitahumu.

Aku baik-baik saja.

Aku masih bisa melanjutkan hidup.

Tidak perlu dicemaskan.

Tidak perlu dikhawatirkan.

Hidupku masih bahagia meski percikan api sering datang.

Hidupku akan tetap bahagia karena aku memilih untuk bahagia.

Aku tahu dan aku yakin akan kebahagiaan.

Membenci bukan hanya perkara maaf terucap atau tidak.

Meminta maaf bukan sesederhana spt yg terucap.

Hidup dengan perasaan ketidakadilan hanya akan menghancurkan diri.

Justru dg melepaskan , hati berhak mendapatkan kedamaian.

Justru dg melepaskan, hati belajar namanya ikhlas.

Karena daun yg jatuh tak pernah membenci angin yg telah membuatnya terbang. Ia percaya angin takdir telah berlaku.

Ia yakin yg meluruh akan membuatnya menguat. Janji Allah itu pasti.

LwLg 20052015

Mi, komodo itu apa sih?

Posted: Mei 19, 2015 in Uncategorized

Beberapa waktu yang lalu, kejadian ini dialami sendiri oleh teman saya. Maaf, bukan bearti saya ingin meremehkan atau malah meng’underestimate’ temen saya atau bagaimana, tolong jangan diliat seperti itu, saya hanya ingin mengambil hikmah dari apa yg dialami oleh teman saya, dan semoga pembaca pun jg bisa melihat dr posisi spt itu pula.

Jadi,beberapa waktu lalu, teman saya ini menanyakan pd saya, “Mba, komodo itu apa sih?”.  “Eh, emg knp nanyain itu?”. Dia pun bercerita, bahwa anaknya yg pertama, yg sedang duduk di bangku SD kelas 1, sedang belajar ttg pelajaran sekolah. Tiba-tiba, ia bertanya pada ibunya, “Mi, komodo itu apa sih?”. Ibunya yg ditanya sebenarnya kebingungan, dengan tidak yakin ia pun menjawab, “Nggak tau de, coba tanya ke bu guru di sekolah.”

Bukan komodo yg ingin saya jelaskan disini. Bukan. Mungkin sepele bagi sebagian orang, tinggal buka ‘mbah google’ semua pertanyaan terjawab, tapi saya melihat, bagaimana seorang ibu itu harus pintar, harus bisa berkembang, harus bisa kreatif agar bisa mendidik secara optimal anak-anaknya. Maka benarlah bahwa seorang ibu adalah madrasah pertama bagi anaknya. Saat anak mulai mencoba mengenal dunia, disitu peran orang terdekatnya lah yg membantu si anak. Membantu mendampinginya untuk mengenali dunia bukanlah kesempatan yg bisa diabaikan, dia hanya punya masa kecil sekali, masa pengenalan dg dunia sekali, jika qt melewatkannya, maka sudah tidak ada lagi kesempatan kedua.

Lalu, jika setiap pertanyaan si anak qt jawab lewat bantuan ‘mbah google’, bukankah pd nantinya si anak pun juga bisa bertanya sendiri pd ‘mbah google’ tanpa bantuan qt. Apa qt mau peran qt dalam proses pengenalan anak dg dunia digantikan oleh perangkat canggih ciptaan manusia sndri.

Anak adalah amanah orang tua. Kewajiban orang tua lah untuk membimbing dan mendidik. Saat di akhirat kelak pun, orang tua lah yg dimintai pertanggungjawaban, bukan orang lain, apalagi gadget. Gadget nggak bisa lah dimintai tanggung jawab ttg anak.

Jadi, mulai memproses diri untuk menyiapkan amunisi, agar nanti saat anak qt mulai kritis, qt mampu menjawab pertanyaannya dg lebih santun. Kalau untuk menjelaskan hal yg mudah saja qt kesusahan, bagaimana qt akan menjelaskan konsep Allah? Apalagi anak jaman sekarang sudah jauh lebih cerdas, yg tidak hanya bisa menerima konsep boleh dan tidak boleh..  so, mari mulai belajar! 🙂

Aktif lagi…

Posted: Juli 30, 2014 in only for news
Tag:

Sudah lama rasanya tidak menyentuh blog ini oleh karena satu dan lain hal. Posting terakhir sudah lebih dari setahun yang lalu. Waow, cukup lama juga sepertinya. Tidak produktif sama sekali. Sungguh sayang. Dan mulai sekarang saya sedang berusaha untuk memulai kembali apa yang sudah saya mulai. Meski tidak bisa seprogresif dulu, paling tidak ada usaha untuk mengingat apa yang saya dapatkan dalam hidup agar tidak lewat begitu saja. Iya, menulis adalah salah satu usaha untuk melawan lupa. 🙂

Bismillah.

2012 in review

Posted: Januari 4, 2013 in only for news

The WordPress.com stats helper monkeys prepared a 2012 annual report for this blog.

Here’s an excerpt:

19,000 people fit into the new Barclays Center to see Jay-Z perform. This blog was viewed about 88.000 times in 2012. If it were a concert at the Barclays Center, it would take about 5 sold-out performances for that many people to see it.

Click here to see the complete report.

Posted: September 10, 2012 in Uncategorized

mba rim… ijin reblog yak..
udah lama pengen nyari ni materi..
pengen doank,, g jadi jadi… hehe

Posted: Agustus 9, 2012 in Uncategorized

terlepas dr kebenaran fakta foto-foto ini.. tapi selayaknya dan seharusnya pemuda indonesia lebih menghayati arti sebuah perjuangan.. siapapun dan kapanpun itu…

KabarNet

Jakarta – KabarNet: Pada awal bulan Juli ini di negeri Belanda sedang hangat hangatnya membicarakan sejarah Aksi Polisionil Belanda di Indonesia antara 1947-1949. Semua berawal dari sebuah album foto yang ditemukan secara tidak sengaja di sebuah tempat sampah di Kota Enschede dan dimuat pertama kali oleh koran VOLKSKRANT, salah satu koran terbesar di Belanda.

Lihat pos aslinya 2.420 kata lagi

1. Jangan Simpan Sendiri Kekesalan Anda Pada Si Dia
Stop berharap si dia bisa membaca pikiran Anda. Diam atau malah emosional dalam menghadapi suatu masalah tidak akan menyelesaikan masalah tersebut dan dapat merusak hubungan. Pasangan Anda pasti menginginkan Anda menyelesaikan masalah secara dewasa, tidak dengan diam maupun dengan agresivitas. Coba jelaskan masalah yang dikarenakan oleh perilakunya. Tapi katakan bahwa perilaku buruk pasangan Anda tersebut, tidak mengurangi rasa cinta Anda padanya.

2. Hindari Pembicaraan Tentang Mantan
Beberapa pria mungkin penasaran akan masa lalu Anda, terutama tentang mantan pasangan Anda. Akan tetapi, sebaiknya hindari pembicaraan tentang fantasi serta masa lalu dengan mantan-mantan Anda jika tidak ingin untuk terlibat perkelahian dengan kekasih Anda.

3. Biarkan Dia Menghabiskan Waktu dengan Teman-temannya
Jika Anda menikmati menghabiskan waktu berharga dengan teman-teman Anda, akan adil bagi pasangan Anda untuk membiarkannya menghabiskan waktu dengan teman-temannya. Biarkan pria yang Anda cintai ini beraktivitas dengan teman-temannya karena pria juga memiliki hal-hal yang memang tidak dapat ia katakan kepada Anda, dan ia akan sangat senang untuk berbagi dengan teman terdekatnya.

4. Tahu Kapan Harus Mundur
Cari tahu lebih banyak tentang kepribadian pacar Anda dan pastikan Anda tahu kapan harus mundur untuk memberinya privasi lebih. Wanita biasanya memberikan kasih sayang dan perhatian lebih terhadap orang yang mereka sayang, akan tetapi cenderung mengabaikan kebutuhan privasi pasangan mereka.

5. Berikan Pujian
Tidak perlu memberikan pujian atau apresiasi palsu atas apa yang kekasih lakukan untuk keluarga dan Anda. Namun, penting untuk memujinya sekali-sekali. Pikirkan Anda berada dalam suatu situasi dan seberapa meningkatnya suasana hati Anda jika seseorang memberikan pujian, walaupun sesederhana apapun. Trik ini akan memotivasi dia untuk melakukan tingkah laku serupa untuk menyenangkan Anda dan mendapatkan pujian Anda kembali.

6. Menjadi Pendengar yang Baik
Menghormati adalah salah satu kualitas paling berharga dari suatu hubungan jangka panjang. Mereka yang belajar bagaimana menjadi pendengar yang baik akan mendapatkan cinta dan berbagai macam apresiasi dari teman maupun pasangan. Oleh karena itu, sangat dianjurkan untuk memberikan perhatian lebih pada apa yang pasangan Anda katakan. Anda dapat menambahkan saran dan komentar untuk menciptakan hubungan timbal balik, atau Anda dapat mendengarkannya dengan hati-hati.

 

sumber

Rindu

Posted: Mei 10, 2012 in kata-kata mutiara

Copy dari copyan seorang teman…

 

Ini bukan rindu. Ini rintik yang menyebut namamu. Bahkan dalam tidur, bahkan dalam mimpi. Bahkan dalam bilur, dan luka di hati.

Ini bukan rindu. Ini adalah senyum yang mengembang. Rasa yang terkekang. Luka yang meradang, dan jarak yang menghadang.

Ini bukan rindu. Ini adalah jejak-jejak cinta. Menapak pelan dalam hening. Membulat, membuat dan membekas.

Ini bukan rindu. Aku hanya memeluk imajinasi. Walau perih. Meski tertatih. Berharap kau di sini. Sampai pagi.

Ini bukan rindu. Aku hanya bercengkerama dengan angin. Dengan angan. Dengan bayang- bayang. Dengan kamu. Walau semu.

Ini bukan rindu. Aku hanya memilah, memilih, dan memaki kenangan. Mengapa ia harus mengetuk pintu saat

aku tak ingin tamu?

Ini bukan rindu. Ini hanya hati yang bermasalah dengan hati. Mencoba berhati-hati namun logika kalah di jurang hati.

Ini bukan rindu. Hanya racun yang mencandu. Atas degup jantung. Denyut cinta. Menjembatani jarak. Berteriak sampai serak.

Ini bukan rindu. Ini hanya sampah. Residu rasa. Menggumpal. Menggelegak. Keping-keping yang terserak. Airmata yang tersibak.

Ini bukan rindu. Hanya pertarungan ego. Yang kemudian lelah. Takluk dan kalah. Bertekuk lutut pada senja. Kembali mengais asa.

Ini bukan rindu. Hanya pujangga angkuh. Yang mencoba menafikan rasa. Menepis sulur yang kau ulur. Sampai kelu dan tertidur.

Ini bukan rindu. Hanya sisa wangimu. Yang tak mau beranjak pergi. Meski sudah berulang aku cuci. Sampai hati meranggas perih.

Ini bukan rindu. Hanya bohong yang terus bergaung. Lalu malaikat tertawa. Aku bersimpuh. Ini. Memang. Rindu.

Aku tak membenci rindu. Aku hanya mencintai cinta. Dan segala yang kita punya. 🙂

BAB I

PENDAHULUAN

 

Masa puerperium atau masa nifas mulai adalah masa pulih kembali mulai dari partus selesai sampai alat – alat kandungan kembali seperti saat pra hamil, lamanya 6 hingga 8 minggu. Seperti halnya selama kehamilan, dimana tubuh mengalami perubahan-perubahan untuk menyesuaikan kondisi untuk mempertahankan buah kehamilannya, maka segera setelah seorang perempuan melahirkan atau mengeluarkan janin yang berada dalam rahimnya, secara berangsur-angsur tubuh perempuan tersebut mengalami perubahan-perubahan untuk menyesuaikan dengan kondisi barunya. Walaupun masa nifas berakhir setelah 6 hingga 8 minggu kemudian, namun seluruh alat genital baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan. Perubahan-perubahan tersebut meliputi perubahan fisik dan psikologis.

 

Pada kali ini penulis tidak akan membahas perubahan-perubahan secara keseluruhan baik dari segi fisik maupun segi psikologis, namun penulis hanya akan mengkhususkan untuk membahas perubahan yang terjadi pada fisik, terutama perubahan-perubahan pada mamae dan genetalia externa serta interna pada seorang ibu nifas.

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.  PENGERTIAN NIFAS

Sebelum membahas perubahan-perubahan yang terjadi pada ibu nifas, ada baiknya sedikit mengulas kembali tentang pengertian dari nifas.Adabeberapa pengertian tentang nifas, antara lain :

  1. Masa Nifas (Puerperium) adalah masa pulih kembali mulai dari partus selesai sampai alat – alat kandungan kembali seperti pra hamil, lamanya 6-8 minggu.

( Rustam Muchtar, 1998 : 115 )

  1. Masa Nifas adalah masa sesudah persalinan terhitung dari saat selesai persalinan sampai pulihnya kembali alat kandungan ke keadaan sebelum hamil.

( Perawatan Ibu Di Pusat Kesehatan Masyarakat, 1987 : 95 )

  1. Kala Puerperium berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan pada keadaan yang normal, dijumpai 2 kejadian pada puerperium yaitu involusio dan proses laktasi.

( Ida Bagus Gde Manuaba, 1998 : 190 )

  1. Masa Puerperium atau Masa Nifas mulai setelah partus selesai dan berakhir kira – kira 6 minggu, akan tetapi seluruh alat genital baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan. ( Ilmu Kandungan, 1999 : 237 )
  2. Masa Nifas atau Puerperium adalah masa setelah partus selesai dan setelah kira – kira 6 minggu. ( Kapita Selekta Kedokteran, 1999 )
  3. Masa Nifas dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat – alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, masa nifas berlangsung kira – kira 6 minggu.

( Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2002 : 23 )

  1. Masa Nifas adalah masa setelah persalinan sampai 6 minggu setelah persalinan. ( Pedoman Penanganan Pertolongan Persalinan dan Nifas Bagi Petugas Puskesmas, 1993 : 4 )

 

 

B.  PERUBAHAN FISIK DAN PSIKOLOGIS PADA IBU NIFAS

Setelah seorang perempuan melahirkan atau mengeluarkan janin yang berada dalam rahimnya, segera setelah itu secara berangsur-angsur tubuh perempuan tersebut mengalami perubahan untuk menyesuaikan dengan kondisi barunya. Perubahan tersebut meliputi perubahan fisik maupun psikologis.

Namun pada kali ini penulis akan mengkhususkan untuk membahas perubahan yang terjadi pada fisik, terutama perubahan pada mamae dan genetalia externa serta interna.

  1. Perubahan pada Mamae

Pada puting susu, areola, duktus & lobus membesar, vaskularisasi meningkat (Breast Engorgement). Setelah persalinan pengaruh supresi estrogen dan progesteron hilang, maka timbul pengaruh laktogenik hormon atau prolaktin yang akan merangsang air susu. Disamping itu pengaruh oksitosin menyebabkan mioepitel kelenjar susu berkonsentrasi sehingga air susu keluar. Produksi akan bertambah banyak sesudah 2-3 hari post partum. Bila bayi mulai ditetekan, isapan pada punting susu merupakan rangsangan psikis yang secara reflektoris mengakibatkan oksitosin dikeluarkan hipofise. Sebagai efek samping positif adalah involusi uteri akan lebih sempurna

 

  1. Perubahan pada Genetalia Interna
    1. Uterus

Pada uterus terjadi proses involusi, proses involusi adalah proses kembalinya uterus ke dalam keadaan sebelum hamil setelah melahirkan. Proses ini dimulai segera setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot polos uterus.
Pada tahap ketiga persalinan, uterus berada di garis tengah, kira-kira 2 cm di bahwa ambilicus dengan bagian fundus bersandar pada promontorium sakralis. Uterus menyerupai buah advokat gepeng berukuran panjang ±15cm, lebar ±12 cm, dan tabal ±10 cm. Dinding uterus sendiri kurang lebih 5 cm, sedangkan pada bekas implantasi placenta lebih tipis daripada bagian lain. Pada saat ini besar uterus kira-kira sama besar uterus sewaktu usia kehamilan 16 minggu (kira-kira sebesar jeruk asam) dan berat nya kira-kira 100 gr.
Dalam waktu 12 jam, tinggi fundus uteri mencapati kurang lebih 1 cm di atas umbilicus. Dalam beberapa hari kemudian, perubahan involusi berlangsung dengan cepat. Fundus turun kira-kira 1 sampi 2 cm setiap 24 jam. Pada hari pascapartum keenam fundus normal akan berada dipertengahan antara umbilicus dan simpisis pubis. Uterus tidak bisa di palpasi pada abdomen pada hari ke 9 pascapartum.

 

Segera setelah kelahiran, tempat melekatnya plasenta yang kira – kira berukuran sebesar telapak tangan, dengan cepat ukurannya mengecil. Pada akhir minggu kedua, diameternya hanya 3 sampai 4 cm. Dalam waktu beberapa jam setelah kelahiran, tempat melekatnya plasenta biasanya terdiri atas banyak pembuluh darah yang mengalami thrombosis yang selanjutnya mengalami organisasi thrombus secara khusus.
Uterus saat hamil beratnya kira-kira 1000 gram. Satu minggu postpartum berat uterus akan menjadi ±500 gram, 2 minggu postpartum menjadi 300 gram dan setelah 6 minggu postpartum berat uterus menjadi 40-60 gram, sedangkan berat uterus normal saat tidak hamil ±30 gram. Perubahan ini berhubungan erat dengan perubahan pada miometrium. Pada miometrium terjadi perubahan yang bersifat proteolisis.
Peningkatan kada estrogen dan ptogerteron bertanggung jawab untuk pertumbuhna massif uterus selama hamil. Pertumbuhan uterus prenatal tergantung pada hyperplasia, peningkatan jumlah sel-sel otot dan hipertrofi pembesaran sel-sel yang telah ada. Pada masa pescapartum penurunan kadar hormon-hormon ini menyebabkan tarjadinya autolysis, perusakan secara langsung jaringan hiprtrofi yang berlebihan. Sel-sel tambahan yang terbentuk selama masa hamil menetap. Inilah penyebab ukuran uterus sedikit lebih besar setelah hamil
Subinovulusi adalah kegagalan uterus untuk kembali pada keadaan tidak hamil. Proses ini disertai pemanjangan masa pengeluaran lokhia dan perdarahan uterus yang berlebihan atau irregular dan terkadang juga disertai perdarahan hebat. Pada pemeriksaan bimanual, uterus teraba lebih besar dan lebih lunak dibanding normal untuk periode nifas tertentu. Penyebab subinvolusi yang telah diketahui antara lain retensi potongan plasenta dan infeksi pamggul.

 

  1. Perubahan pada Pembuluh Darah Uterus

Kehamilan yang sukses membutuhkan peningkatan aliran darah uterus
yang cukup besar. Untuk menyuplainya, arteri dan vena di dalam uterus terutama di plasenta menjadi luar biasa membesar, begitu juga pembuluh darah ke dan dari uterus, pembentukan pembuluh – pembuluh darah baru juga akan menyebabkan peningkatan aliran darah yang bermakna. Setelah kelahiran, kaliber pembuluh darah ekstrauterin berkurang sampai mencapai, atau paling tidak mendekati keadaan sebelum hamil.
Di dalam uterus nifas, pembuluh darah mengalami obliterasi akibat perubahan hialin dan pembuluh–pembuluh yang lebih kecil menggantikannya. Resorpsi residu hialin dilakukan melalui suatu proses yang menyerupai proses pada ovaruium setelah ovulasi dan pembentukan korpus luteum. Namun, sisa – sisa di dalam jumlah kecil dapat bertahan selama bertahun – tahun.

Otot-otot uterus berkontraksi segera postpartum. Pembuluh-pembuluh darah yang berada di antara anyaman otot-otot uterus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan perdarahan setelah placenta dilahirkan.

  1. Perubahan Pada Serviks dan Segmen Bawah Uterus

Setelah post partum bentuk servik mengangga seperti corong. Bentuk ini disebabkan oleh korfus uteri yang dapat mengadakan kontraksi, sedangkan servik tidak berkontraksi, sehingga seolah-olah pada perbatasan antara korfus dan servik uteri terbentuk semacam cincin. Warna servik sendiri merah kehitam-hitaman karena penuh pembuluh darah. Konsistensi lunak. Segera setelah janin dilahirkan, tangan pemeriksa masih dapat dimasukkan kedalam kavum uteri. Setelah 2 jam hanya dapat dimasukkan 2 sampai 3 jari, dan setelah 1 minggu hanya dapat dimasukkan 1 jari kedalam kavum uteri.

 

Tepi luar serviks, yang berhubungan dengan os eksternum, biasanya mengalami laserasi terutama di bagian lateral. Ostium serviks berkontraksi perlahan, dan beberapa hari setelah bersalin ostium serviks hanya dapat ditembus oleh dua jari. Pada akhir minggu pertama, ostium tersebut telah menyempit. Karena ostium menyempit, serviks menebal dan kanal kembali terbentuk. Meskipun involusi telah selesai, os eksternum tidak dapat sepenuhnya kembali ke penampakannya sebelum hamil. Os ini tetap agak melebar, dan depresi bilateral pada lokasi laserasi menetap sebagai perubahan yang permanen dan menjadi ciri khas serviks para. Harus diingat juga bahwa epitel serviks menjalani pembentukan kembali dalam jumlah yang cukup banyak sebagai akibat kelahiran bayi.
Segmen bawah uterus yang mengalami penipisan cukup bermakna akan berkontraksi dan tertarik kembali, tapi tidak sekuat pada korpus uteri. Dalam waktu beberapa minggu, segmen bawah telah mengalami perubahan dari sebuah struktur yang tampak jelas dan cukup besar untuk menampung hamper seluruh kepala janin, menjadi isthmus uteri yang hampir tak terlihat dan terletak diantara korpus uteri diatasnya dan os eksternum serviks dibawahnya.

 

  1. Lokhia

Pada masa awal nifas, biasanya keluar yang namanya lochea.,. Lokhia adalah cairan secret yang berasal dari peluruhan jaringan desidua cavum uteri dalam jumlah bervariasi. Secara mikroskopis, lokhia terdiri atas eritrosit, serpihan desidua, sel – sel epitel, dan bakteri. Mikroorganisme ditemukan pada lokhia yang menumpuk di vagina dan pada sebagian besar kasus juga ditemukan bahkan bila discharge diambil dari rongga uterus.

Karakteristik Lokhia:

1)      Lokhia rubra (cruenta)
Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo dan mekoneum.

2)      Lokhia sanguinolenta
Berwarna merah kekuningan berisi darah dan lendir, terjadi pada hari ke 3-7 pasca persalinan

3)      Lokhia serosa
Berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, terjadi pada hari ke 7-14 pasca persalinan.

4)      Lokhia alba
Cairan putih setelah 2 minggu pasca persalinan,

 

  1. Regenerasi Endometrium

Dalam waktu 2 atau 3 hari setelah melahirkan, sisa desidua berdiferensiasi
menjadi dua lapisan. Stratum superficial menjadi nekrotik, dan terkelupas bersama lokhia. Stratum basal yang bersebelahan dengan miometrium tetap utuh dan merupakan sumber pembentukan endometrium baru. Endometrium terbentuk dari proliferasi sisa – sisa kelenjar endometrium dan stroma jaringan ikat antar kelenjar tersebut. Pada hari pertama endometrium yang kira-kira setebal 2 – 5 mm itu mempunyai permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua dan selaput janin. Setelah 3 hari, permukaan endometrium mulai rata akibat lepasnya sel-sel dari bagian yang mengalami degenerasi, sebagian besar endometrium terlepas. Regenerasi endometrium terjadi dari sisa-sisa sel desidua basalis, yang memakan waktu 2 sampai dengan 3 minggu. Jaringan-jaringan ditempat inplementasi plasenta mengalami proses yang sama, ialah degenerasi yang kemudian terlepas. Pelepasan jaringan berdegenerasi ini berlangsung lengkap, dengan demikian tidak ada pembentukan jaringan perut pada tempat inplantasi plasenta. Bila yang terakhir ini terjadi maka ini dapat menimbulkan kelainan pada kehamilan berikutnya
Proses regenerasi endometrium berlangsung cepat, kecuali pada tempat
melekatnya plasenta. Dalam satu minggu atau lebih, permukaan bebas menjadi tertutup oleh epitel dan seluruh endometrium pulih kembali dalam minggu ketiga.

 

  1. Ligamen

Diafragma pelvis serta fasia yang meregang diwaktu kehamilan dan partus, setelah janin lahir berangsur-angsur ciut kembali seperti sedia kala. Tidak jarang ligamentum rotundum menjadi kendor yang mengakibatkan uterus jatuh kebelakang. Tidak jarang pula wanita mengeluh ” kandungannya turun ”. Setelah melahirkan oleh karena ligamentum, fasia, jaringan penunjang alat genetalia menjadi agak kendor. Untuk memulihkan kembali jaringan-jaringan penunjang alat genetalia tersebut juga otot-otot dinding perut dan dasar panggul dianjurkan untuk melakukan latihan-latihan pada 2 hari postpartum sudah dapat diberikan fisioterapi

 

  1. Perubahan pada Genetalia Eksterna (Vagina dan Perineum)

            Estrogen pascapartum yang menurun berperan dalam penipisan mukosa vagina dan hilangnya rugae. Vagina yang semula sangat teregang akan kembali secara bertahap keukuran sebelum hamil, enam sampai 8 minggu setelah bayi lahir. Rugae akan kembali terlihat sekitar minggu keempat, walaupun tidak akan menonjol pada wanita nulipara. Pada umumnya rugae akan memipih secara permanent. Mukosa tetap atrofik pada wanita yang menyusui sekurang-kruangnya sampai menstruasi dimulai kembali. Penebalan mukosa vagina terjadi seiring pemulihan fungsi ovarium. Kekurangan estrogen menyebabkan penurunan jumlah pelumas vagina dan penipisan mukosan vagina. Kekeringan local dan rasa tidak nyaman saat kotus (dispareunia) menetap sampai fungsi ovarium kembali normal dan menstruasi dimulai lagi. Biasanya wanita dianjurkan menggunakan pelumas larut air saat melakukan hubungan seksual untuk mengurangi nyeri.
Pada awalnya, introitus mengalami eritematosa dan edematosa, terutama pada daerah episiotomy atau jahitan laserasi. Perbaikan yang cermat, pencegahan atau pengobatan dini hematoma dan higine yang baik selama dua minggu pertama setelah melahirkan biasanya membuat introitus dengan mudah dibedakan dari introitus pada wanita nulipara.
Pada umumnya episiotomi hanya mungkin dilakukan bila wanita berbaring miring dengan bokong diangkat atau di tempatkan pada posisi lototomi. Penerangan yang baik diperlukan supaya episiotomi dapat terlihat jelas. Proses penyembuhan luka episiotomi sama dengan luka operasi lain. Tanda-tanda infeksi (nyeri, merah, panas, bengkak, atau rabas) atau tepian insisi tidak saling melekat bisa terjadi. Penyembuhan baru berlangsung dalam dua sampai tiga minggu.


BAB III

PENUTUP

            Masa Nifas (Puerperium) adalah masa pulih kembali mulai dari partus selesai sampai alat – alat kandungan kembali seperti pra hamil, lamanya 6-8 minggu

Setelah seorang perempuan melahirkan atau mengeluarkan janin yang berada dalam rahimnya, segera setelah itu secara berangsur-angsur tubuh perempuan tersebut mengalami perubahan untuk menyesuaikan dengan kondisi barunya. Perubahan tersebut meliputi perubahan fisik maupun psikologis.

Secara fisik, perubahan tersebut antara lain, pada uterus terjadi proses involusi, proses involusi adalah proses kembalinya uterus ke dalam keadaan sebelum hamil setelah melahirkan. Proses ini dimulai segera setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot polos uterus.Otot-otot uterus berkontraksi menyebabkan pembuluh-pembuluh darah yang berada di antara anyaman otot-otot uterus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan perdarahan setelah placenta dilahirkan.

Setelah post partum bentuk servik mengangga seperti corong. Bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri yang dapat mengadakan kontraksi, sedangkan servik tidak berkontraksi, sehingga seolah-olah pada perbatasan antara korfus dan servik uteri terbentuk semacam cincin

Pada masa awal nifas, biasanya keluar yang namanya lochea. Lokhia adalah cairan secret yang berasal dari peluruhan jaringan desidua cavum uteri dalam jumlah bervariasi. Kemudian pada endometrium terjadi proses regenerasi yang berlangsung cepat, kecuali pada tempat melekatnya plasenta. Dalam satu minggu atau lebih, permukaan bebas menjadi tertutup oleh epitel dan seluruh endometrium pulih kembali dalam minggu ketiga. Pada bagian diafragma pelvis serta fasia yang meregang diwaktu kehamilan dan partus, setelah janin lahir berangsur-angsur ciut kembali seperti sedia kala.

Untuk genetalia externa, estrogen pascapartum yang menurun berperan dalam penipisan mukosa vagina dan hilangnya rugae. Vagina yang semula sangat teregang akan kembali secara bertahap keukuran sebelum hamil, enam sampai 8 minggu setelah bayi lahir.

             


DAFTAR PUSTAKA

 

 

Wiknjosastro, Hanifa.2007.Ilmu Kebidanan.Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

 

http://sekuracity.com/2009/02/perubahan-fisiologis-pada-masa-nifas.html

http://healthycaus.com/2009/07/perubahan-psikologis-ibu-pada-masa.html

http://anitaroza.multiply.com/reviews/item/7

http://hidupkansehat.com/2008/12/perubahan-pada-ibu-nifas-setelah.html

BAB I

PENDAHULUAN

 

Masa puerperium atau masa nifas mulai setelah partus selesai, dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu setelahnya. Seperti halnya selama kehamilan yaitu tubuh melakukan perubahan-perubahan agar dapat menyesuaikan dengan kondisi untuk mempertahankan buah kehamilan, pada masa nifas pun tubuh sedikit demi sedikit mengalami perubahan kembali seperti semula karena buah kehamilan telah keluar dari rahim ibu. Walaupun masa nifas berakhir kurang lebih setelah 6 mingu, namun seluruh alat genital baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan.

Dalam masa nifas, alat-alat genetalia interna maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali, perubahan-perubahan ini keseluruhannya disebut involusi. Di samping involusi ini, tejadi juga perubahan-perubahan penting lain antara lain hemokonsentrasi dan timbulnya laktasi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

  1. A.   Perubahan fisik dan psikologi ibu nifas

 

 

  1. I.        Pueperium ( nifas )

 

1) Masa Nifas (Puerperium) adalah masa pulih kembali mulai dari partus selesai
sampai alat – alat kandungan kembali seperti pra hamil, lamanya 6-8 minggu.
( Rustam Muchtar, 1998 : 115 )
2) Masa Nifas adalah masa sesudah persalinan terhitung dari saat selesai persalinan sampai pulihnya kembali alat kandungan ke keadaan sebelum hamil.
( Perawatan Ibu Di Pusat Kesehatan Masyarakat, 1987 : 95 )
3) Kala Puerperium berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan pada keadaan yang normal, dijumpai 2 kejadian pada puerperium yaitu involusio dan proses laktasi.
( Ida Bagus Gde Manuaba, 1998 : 190 )
4) Masa Puerperium atau Masa Nifas mulai setelah partus selesai dan berakhir kira – kira 6 minggu, akan tetapi seluruh alat genital baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan. ( Ilmu Kandungan, 1999 : 237 )
5) Masa Nifas atau Puerperium adalah masa setelah partus selesai dan setelah kira – kira 6 minggu. ( Kapita Selekta Kedokteran, 1999 )
6) Masa Nifas dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat – alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, masa nifas berlangsung kira – kira 6 minggu.
( Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2002 : 23 )
7) Masa Nifas adalah masa setelah persalinan sampai 6 minggu setelah persalinan.
( Pedoman Penanganan Pertolongan Persalinan dan Nifas Bagi Petugas Puskesmas, 1993 : 4 )

 

 

 

 

 

II. Perubahan-perubahan dari alat reproduksi interna dan eksterna

 

  1. A.    Uterus

Pada uterus terjadi proses involusi, proses involusi adalah proses kembalinya uterus ke dalam keadaan sebelum hamil setelah melahirkan. Proses ini dimulai segera setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot polos uterus.
Pada tahap ketiga persalinan, uterus berada di garis tengah, kira-kira 2 cm di bahwa ambilicus dengan bagian fundus bersandar pada promontorium sakralis. Pada saat ini besar uterus kira-kira sama besar uterus sewaktu usia kehamilan 16 minggu (kira-kira sebesar jeruk asam) dan berat nya kira-kira 100 gr.
Dalam waktu 12 jam, tinggi fundus uteri mencapati kuran glebih 1 cm di atas umbilicus. Dalam beberapa hari kemudian, perubahan involusi berlangsung dengan cepat. Fundus turun kira-kira 1 sampi 2 cm setiap 24 jam. Pada hari pascapartum keenam fundus normal akan berada dipertengahan antara umbilicus dan simpisis pubis. Uterus tidak bisa di pal pasi pada abdomen pada hari ke 9 pascapartum.
Uterus yang pada waktu hamil penuh beratnya 11 kali berat sebelum hamil, berinvolusi kira-kira 500 gr 1 minggu setelah melahirkan dan 350 gr (11 sampai 12 ons) 2 minggu setelah lahir. Seminggu setelah melahirkan uterus berada di dalam panggung sejati lagi. Pada minggu keenam, beratnya menjadi 50 sampai 60 gr.
Peningkatan kada estrogen dan progesteron bertanggung jawab untuk pertumbuhna massif uterus selama hamil. Pertumbuhan uterus prenatal tergantung pada hyperplasia, peningkatan jumlah sel-sel otot dan hipertrofi pembesaran sel-sel yang telah ada. Pada masa pescapartum penurunan kadar hormon-hormon ini menyebabkan tarjadinya autolysis, perusakan secara langsung jaringan hiprtrofi yang berlebihan. Sel-sel tambahan yang terbentuk selama masa hamil menetap. Inilah penyebab ukuran uterus sedikit lebih besar setelah hamil
Subinovulusi adalah kegagalan uterus untuk kembali pada keadaan tidak hamil. Penyebab subinvolusi yang paling sering adalah tertahannya fragmen placenta dan infeksi.

 

  1. Perubahan Pada Pembuluh Darah Uterus
    Kehamilan yang sukses membutuhkan peningkatan aliran darah uterus
    yang cukup besar. Untuk menyuplainya, arteri dan vena di dalam uterus terutama di plasenta menjadi luar biasa membesar, begitu juga pembuluh darah ke dan dari uterus, pembentukan pembuluh – pembuluh darah baru juga akan menyebabkan peningkatan aliran darah yang bermakna. Setelah kelahiran, kaliber pembuluh darah ekstrauterin berkurang sampai mencapai, atau paling tidak mendekati keadaan sebelum hamil.
    Di dalam uterus nifas, pembuluh darah mengalami obliterasi akibat perubahan hialin, dan pembuluh – pembuluh yang lebih kecil menggantikannya. Resorpsi residu hialin dilakukan melalui suatu proses yang menyerupai proses pada ovaruium setelah ovulasi dan pembentukan korpus luteum. Namun, sisa – sisa di dalam jumlah kecil dapat bertahan selama bertahun – tahun.

    b.  Perubahan Pada Serviks dan Segmen Bawah Uterus
    Tepi luar serviks, yang berhubungan dengan os eksternum, biasanya mengalami laserasi terutama di bagian lateral. Ostium serviks berkontraksi perlahan, dan beberapa hari setelah bersalin ostium serviks hanya dapat ditembus oleh dua jari. Pada akhir minggu pertama, ostium tersebut telah menyempit. Karena ostium menyempit, serviks menebal dan kanal kembali terbentuk. Meskipun involusi telah selesai, os eksternum tidak dapat sepenuhnya kembali ke penampakannya sebelum hamil. Os ini tetap agak melebar, dan depresi bilateral pada lokasi laserasi menetap sebagai perubahan yang permanen dan menjadi cirri khas serviks para. Harus diingat juga bahwa epitel serviks menjalani pembentukan kembali dalam jumlah yang cukup banyak sebagai akibat kelahiran bayi.
    Segmen bawah uterus yang mengalami penipisan cukup bermakna akan berkontraksi dan tertarik kembali, tapi tidak sekuat pada korpus uteri. Dalam waktu beberapa minggu, segmen bawah telah mengalami perubahan dari sebuah struktur yang tampak jelas dan cukup besar untuk menampung hamper seluruh kepala janin, menjadi isthmus uteri yang hampir tak terlihat dan terletak diantara korpus uteri diatasnya dan os eksternum serviks dibawahnya.
    Setelah post partum bentuk servik mengangga seperti corong. Bentuk ini disebabkan oleh korfus uteri yang dapat mengadakan kontraksi, sedangkan servik tidak berkontraksi, sehingga seolah-olah pada perbatasan antara korfus dan servik uteri terbentuk semacam cincin. Warna servik sendiri merah kehitam-hitaman karena penuh pembuluh darah. Konsistensi linak segera setelah janin dilahirkan, tangan pemeriksa masih dapat dimasukkan kedalam kavum uteri. Setelah 2 jam hanya dapat dimasukkan 2 sampai 3 jari, dan setelah 1 minggu hanya dapat dimasukkan 1 jari kedalam kavum uteri. (Hanifa, 1999)

 

 

  1. Involusi Korpus Uteri
    Segera setelah pengeluaran plasenta, fundus korpus uteri yang berkontraksi terletak kira – kira sedikit di bawah umbilicus. Korpus uteri kini sebagian besar terdiri atas miometrium yang dibungkus lapisan serosa dan dilapisi desidua basalis. Dinding anterior dan posteriornya saling menempel erat, masing – masing tebalnya 4 sampai 5 cm. Karena pembuluh darah tertekan oleh miometrium yang berkontraksi, uterus nifas pada potongan tampak iskemik bila dibandingkan dengan uterus hamil yang hiperemesis dan berwarna ungu kemerah – merahan. Setelah 2 hari pertama, uterus mulai menyusut, sehingga dalam 2 minggu orga ini telah turun ke rongga panggul sejati. Organ ini mencapai ukuran seperti semula sebelum hamil dalam waktu sekitar 4 minggu. Uterus segera setelah melahirkan mempunyai berat sekitar 1000 gram. Akibat involusi, 1 minggu kemudian beratnya sekitar 500 gram, pada akhir minggu kedua turun menjadi sekitar 300 gram, dan segera setelah itu menjadi 100 gram atau kurang. Jumlah total sel otot tidak berkurang banyak ; namun, sel – selnya sendiri jelas sekali berkurang ukurannya. Involusi rangka jaringan ikat terjadi sama cepatnya.
    Karena pelepasan plasenta dan membran – membran terutama terjadi di stratum spongiosum, desidua basalis tetap berada di uterus. Desidua yang tersisa mempunyai bentuk bergerigi tak beraturan, dan terinfiltrasi oleh darah, khususnya di tempat melekatnya plasenta.

    d. Lokhia
    Pada masa awal nifas, peluruhan jaringan desidua menyebabkan keluarnya
    discharge vagina dalam jumlah bervariasi yang disebut lokhia. Secara
    mikroskopis, lokhia terdiri atas eritrosit, serpihan desidua, sel – sel epitel, dan bakteri. Mikroorganisme ditemukan pada lokhia yang menumpuk di vagina dan pada sebagian besar kasus juga ditemukan bahkan bila discharge diambil dari rongga uterus.
    Selama beberapa hari pertama setelah melahirkan, kandungan darah dalam lokhia cukup banyak sehingga warnanya merah – lokhia rubra. Setelah 3 atau 4 hari, lokhia menjadi sangat memucat – lokhia serosa. Setelah sekitar 10 hari, akibat campuran leukosit dan berkurangnya kandungan cairan, lokhia menjadi berwarna putih atau putih kekuning – kuningan. – lokhia alba.
    Lochea adalah cairan secret yang berasal dari cavum uteri dan vagina dalam masa nifas.
    Karakteristik Lokhea:
    1) Lochea rubra (cruenta)
    Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo dan mekoneum.
    2) Lochea sanguinolenta
    Berwarna merah kekuningan berisi darah dan lendir, terjadi pada hari ke 3-7 pasca persalinan

    3) Lochea serosa
    Berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, terjadi pada hari ke 7-14 pasca persalinan.
    4) Lochea alba
    Cairan putih setelah 2 minggu pasca persalinan, (Mochtar, 1998)

e. Regenerasi Endometrium
Dalam waktu 2 atau 3 hari setelah melahirkan, sisa desidua berdiferensiasi
menjadi dua lapisan. Stratum superficial menjadi nekrotik, dan terkelupas bersama lokhia. Stratum basal yang bersebelahan dengan miometrium tetap utuh dan merupakan sumber pembentukan endometrium baru. Endometrium terbentuk dari proliferasi sisa – sisa kelenjar endometrium dan stroma jaringan ikat antar kelenjar tersebut.
Proses regenerasi endometrium berlangsung cepat, kecuali pada tempat
melekatnya plasenta. Dalam satu minggu atau lebih, permukaan bebas menjadi
tertutup oleh epitel dan seluruh endometrium pulih kembali dalam minggu ketiga.

Timbulnya trombosis, dan netrosis ditempat inplantasi plasenta. Pada hari pertama endometrium yang kira-kira setebal 2 – 5 mm itu mempunyai permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua dan selaput janin. Setelah 3 hari, permukaan endometrium mulai rata akibat lepasnya sel-sel dari bagian yang mengalami degenerasi, sebagian besar endometrium terlepas. Regenerasi endometrium terjadi dari sisa-sisa sel desidua basalis, yang memakan waktu 2 sampai dengan 3 minggu. Jaringan-jaringan ditempat inplementasi plasenta mengalami proses yang sama, ialah degenerasi yang kemudian terlepas. Pelepasan jaringan berdegenerasi ini berlangsung lengkap, dengan demikian tidak ada pembentukan jaringan perut pada tempat inplantasi plasenta. Bila yang terakhir ini terjadi maka ini dapat menimbulkan kelainan pada kehamilan berikutnya. (Hanifas, 1999)

f. Sub Involusi
Istilah ini menggambarkan suatu keadaan menetapnya atau terjadinya
retardasi involusi, proses yang normalnya menyebabkan uterus nifas kembali ke bentuk semula. Proses ini disertai pemanjangan masa pengeluaran lokhia dan perdarahan uterus yang berlebihan atau irregular dan terkadang juga disertai perdarahan hebat. Pada pemeriksaan bimanual, uterus teraba lebih besar dan lebih lunak dibanding normal untuk periode nifas tertentu. Penyebab subinvolusi yang telah diketahui antara lain retensi potongan plasenta dan infeksi pamggul. Karena hampir semua kasus subinvolusi disebabkan oleh penyebab local, keadaan ini biasanya dapat diatasi dengan diagnosis dan penatalaksanaan dini pemberian ergonovin (ergotrate) atau metilergonovin (methergine) 0,2 mg setiap 3 atau 4 jam selama 24 sampai 48 jam direkomendasikan oleh beberapa ahli. Namun efektivitasnya dipertanyakan. Di lain pihak, metritis berespon baik terhadap terapi antibiotic oral.

g. Involusi Tempat Melekatnya Plasenta
Segera setelah kelahiran, tempat melekatnya plasenta kira – kira berukuran
sebesar telapak tangan, tetapi dengan cepat ukurannya mengecil. Pada akhir minggu kedua, diameternya hanya 3 sampai 4 cm. Dalam waktu beberapa jam setelah kelahiran, tempat melekatnya plasenta biasanya terdiri atas banyak pembuluh darah yang mengalami thrombosis yang selanjutnya mengalami organisasi thrombus secara khusus.3. Relaksasi Muara Vagina dan Prolapsus Uteri
Pada awal masa nifas, vagina dan muara vagina membentuk suatu lorong luas
berdinding licin yang berangsur – angsur mengecil ukurannya tapi jarang kembali ke bentuk nulipara. Rugae mulai tampak pada minggu ketiga. Himen muncul kembali sebagai kepingan – kepingan kecil jaringan, yang setelah mengalami sikatrisasi akan berubah menjadi carunculae mirtiformis.
Laserasi luas perineum saat kelahiran akan diikut relaksasi introitus. Bahkan bila
tak tampak laserasi eksterna, peregangan berlebih akan menyebabkan relaksasi nyata. Lebih lanjut, perubahan pada jaringan penyangga panggul selama persalinan merupakan predisposisi prolaps uteri dan inkontenensia uri stress. Pada umumnya, operasi korektif ditunda hingga seluruh proses persalinan selesai, kecuali tentu saja terdapat kecacatan serius, terutama inkontinensia uri akibat stress, yang menimbulkan gejala – gejala yang membutuhkan intervensi.

 

 

h. Ligamen
Diafragma pelvis serta fasia yang meregang diwaktu kehamilan dan partus, setelah janin lahir berangsur-angsur ciut kembali seperti sedia kala. Tidak jarang ligamentum rotundum menjadi kendor yang mengakibatkan uterus jatuh kebelakang. Tidak jarang pula wanita mengeluh ” kandungannya turun ”. Setelah melahirkan oleh karena ligamentum, fasia, jaringan penunjang alat genetalia menjadi agak kendor. Untuk memulihkan kembali jaringan-jaringan penunjang alat genetalia tersebut juga otot-otot dinding perut dan dasar panggul dianjurkan untuk melakukan latihan-latihan pada 2 hari postfartum sudah dapat diberikan fisio terapis (Hanifa, 1999)

 

 

B. Vagina dan Perineum
Estrogen pascapartum yang menurun berperan dlam penipisan mukosa vagina dan hilangnya rugae. Vagina yang semula sangat teregang akan kembali secara bertahap keukuran sebelum hamil, enam sampai 8 minggu setelah bayi lahir. Rugae akan kembali terlihat sekitar minggu keempat, walaupun tidak akan menonjaol pada wanita nulipara. Pada umumnya rugae akan memipih secara permanent. Mukosa tetap atrofik pada wanita yagn menyusui sekurang-kruangnya sampai menstruasi dimulai kembali. Penebalam mukosa vagina terjadi seiring pemulihan fungsi ovarium. Kekurang estrogen menyebabkan penurunan jumlah pelumas vagian dan penipisan mukosan vagina. Kekeringan local dan rasa tidak nyaman saat kotus (dispareunia) menetap sampai fungsi ovarium kembali normal dan menstruasi dimulai lagi. Biasanya wanita dianjurkan menggunakan pelumas larut air saat melakukan hubungan seksual untuk mengurangi nyeri.
Pada awalnya, introitus mengalami eritematosa dan edematosa, terutama pad adaerah episiotomy atau jahitan laserasi. Perbaikan yang cermat, pencegahan atau pengobatan dini hematoma dan higine yang bagik selama dua minggu pertma setelah melahirkan biasanya membuat ingroitus denan mudah dibedakan dari itroitus pada wanita nulipara.
Pada umumnya episiotomi hanya mungkin dilakukan bila wanita berbaring miring dengan bokong diangkat atau di tempatkan pada posisi lototomi. Penerangan yang baik diperlukan supaya episotomi dapat terlihat jelas. Proses penyembuhan luka episiotomi sama dengan luka operasi lain. Tanda-tanda infeksi (nyeri, merah, panas, bengkak, atau rabas) atau tepian insisi tidak saling melekat bisa terjadi. Penyembuhan haru berlangsung dalam dua sampai tiga minggu.

 

C.Kelenjar Mamae / Payudara

Puting susu, areola, duktus & lobus membesar, vaskularisasi meningkat (Breast Engorgement)
Setelah persalinan pengaruh supresi estrogen dan progesteron hilang, maka timbul pengaruh laktogenik hormon atau prolaktin yang akan merangsang air susu. Disamping itu pengaruh oksitosin menyebabkan mioepitel kelenjar susu berkonsentrasi sehingga air susu keluar. Produksi akan bertambah banyak sesudah 2-3 hari post partum. Bila bayi mulai ditetekan, isapan pada punting susu merupakan rangsangan psikis yang secara reflektoris mengakibatkan oksitosin dikeluarkan hipofise. Sebagai efek sampi samping positif adalah involusi uteri akan lebih sempurna (Mochtar, 1998).